Senin, 14 Juni 2010

LIBURANKU

Liburan semester 1, tak begitu lama, kira2 cuman 3 minggu. Namun waktu yang pendek itu kucoba untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Setelah beberapa hari di rumah menikmati liburan, rasanya kurang pas kalau tidak bermain bersama-sama teman. Ide lamaku muncul, meng sms teman- teman untuk main ketempat yang asyik gitu, seperti pantai, gunung, ataupun obyek wisata yang lain. Akhirnya aku mulai ngabarin teman-teman untuk ku ajak naik ke sandi "Dadi". Setelah mereka semua setuju, kita siap untuk melakukan pendakian, "kayak pendaki gunung benaran". Candi "Dadi" merupakan candi yang terletak di pucak gunung. Kalau nama gunungnya aku kurang tahu, yang pasti letaknya sebelah timur gunung budek. Candi "Dadi" terletak di desa sanggrahan kecamatan Boyolangu, Tulungagung. Pendakian ke candi "Dadi" ini beranggotakan lima orang. Mereka semua adalah teman-teman sekelas semasa SMA dulu.

Pendakian dimulai sekitar pukul 8 pagi, hal ini dimaksudkan agar nantinya dalam perjalanan tidak terlalu panas. Dikirain teman-teman candi "Dadi itu dekat dan jalannya gak terlalu curam, namun yang tersaikan malah sebaliknya. Walaupun jaraknya yang kata teman-teman jauh, namun kita semua tetap semangad demi satu impian yaitu merdeka,"loh,kok merdeka". Untuk mencapai bangunan candi diperlukan waktu kira-kira 1 jam. Hal ini tak begitu lama bagi para pedaki gunung beneran, tapi bagi kita-kita yang cuman pendaki untulan 1 jam merupakan waktu yang lama.

Akhirnya sampai sudah kepuncak gunung, dan yang tersaji di depan mata kita sebuah bangunan candi yang mulai rusak karena ulah tangan-tangan jahil,"eaiittt, tapi bukan kita-kita lo". Banyak bebatuan yang mulai hilang karena dicuri orang, hal ini mengakibatkan bangunan candi tidak sempurna seperti aslinya dulu. Duduk di pinggir candi sambil melihat kota Tulungagung dari ketinggian merupakan sesuatu yang sangat mengasikkan. Selain itu angin sepoi-sepoi menambah sejuk suasana liburan kali ini. Untuk melengkapi liburan kali ini tak terlewatkan untuk mendokumentasikan lewat kamera yang telah dibawa teman-teman. Dengan berbagai gaya yang narsis telah melengkapi kunjunganku ke candi "Dadi" kali ini.

NASI PECEL TULUNGAGUNG

Tulungagung, selain kota yang kaya akan berbagai budaya dan kesenian, memiliki makan khas yang beraneka ragam, mulai dari cenil, sredek, sompil,nasi pecel, dll. Nasi pecel adalah makanan khas yang banyak di sukai oleh masyarakat Tulungagung. Hal ini terlihat ketika pagi hari mayoritas wmasyarakat Tulungagung sarapan nasi pecel. Namun makanan yang lain juga tak kalah di sukai,seperti cenil, sompil,sredek banyak di jajakan di pasar-pasar tradisional. Pasar tradisional selain menjajakan keperluan sehari-hari juga banyak menjajakan makanan khas. Di Tulungagung nasi pecel bisa dengan mudah di dapatkan, karena banyaknya masyarakat yang menjual/menjajakan nasi pecel setiap harinya. Mulai dari warung yang kecil sampai warung yang besar.


Makanan nasi pecel kapan saja bisa di dapat dengan mudah karena di Tulungagung warung nasi pecel bukanya tak hanya pagi hari namun siang,sore bahkan malam haripun ada. Di pinggir-pinggir jalan Tulungagung berjejer warung-warung kecil yang menjajakan nasi pecel sebagai menu utamanya. Para pemilik warung biasanya tidak hanya menjajakan nasi pecel saja, namun juga makanan yang lain seperti nasi lodo,soto, dll. Kekhasan nasi pecel Tulungagung terasa pada sambal yang di sajikan. Nasi pecel Tulungagung mempunyai rasa sambal kacang yang pedas,di padu dengan tempe dan peyek kacang. Warung nasi pecel di Tulunagung yang terkenal adalah warung sekawan. yang terletak di jalan Dr. Soetomo,sebelah utara perempatan geleduk timur jalan. Warung sekawan ini bukanya tidak di pagi hari, namun di malam hari. Warung pecel sekawan ini tak pernah sepi dari pembeli. Mulai jam setengah 6 buka warung ini langsung di serbu pembeli. Biasanya warung"Sekawan" tutup jam 10 malam.

Selain di malam hari ada juga warung nasi pecel yang buka di waktu dini hari. Bukanya sekitar pukul 12.00 malam, biasanya pembelinya adalah para anak muda yang suka begadang. Warung pecel yang buka di malam hari ini tak begitu banyak, hanya segelintir saja dan yang sangat terkenal dikalangan anak muda Tulungagung adalah warung pecel "Kitun".warung pecel "Kitun" dapat ditemukan di desa Jepun. Warung pecel ini letaknya masuk gang, jadi tak banyak orang yang mengetahuinya. Walaupun masuk gang pelanggan warung pecel ini sangat banyak dan bahkan bisa antri lama untuk mendapatkan se pincuk nasi pecel. Harga yang ditawarkan tidak begitu mahal, jadi dangat pas bagi para pemuda yang sering kehabisan uang. Biasanya harga yang ditawarkan untuk se pincuk nasi pecel adalah dua ribu, ini sangat pas untuk kantong anak muda. Jika anda berminat dan ingin mencoba kekhasan nasi pecel Tulungagung, tak perlu mengeluarkan uang besar untuk menikmati se pincuk nasi pecel Tulungagung.

NASI PECEL TULUNGAGUNG

Tulungagung, selain kota yang kaya akan berbagai budaya dan kesenian, memiliki makan khas yang beraneka ragam, mulai dari cenil, sredek, sompil,nasi pecel, dll. Nasi pecel adalah makanan khas yang banyak di sukai oleh masyarakat Tulungagung. Hal ini terlihat ketika pagi hari mayoritas wmasyarakat Tulungagung sarapan nasi pecel. Namun makanan yang lain juga tak kalah di sukai,seperti cenil, sompil,sredek banyak di jajakan di pasar-pasar tradisional. Pasar tradisional selain menjajakan keperluan sehari-hari juga banyak menjajakan makanan khas. Di Tulungagung nasi pecel bisa dengan mudah di dapatkan, karena banyaknya masyarakat yang menjual/menjajakan nasi pecel setiap harinya. Mulai dari warung yang kecil sampai warung yang besar.


Makanan nasi pecel kapan saja bisa di dapat dengan mudah karena di Tulungagung warung nasi pecel bukanya tak hanya pagi hari namun siang,sore bahkan malam haripun ada. Di pinggir-pinggir jalan Tulungagung berjejer warung-warung kecil yang menjajakan nasi pecel sebagai menu utamanya. Para pemilik warung biasanya tidak hanya menjajakan nasi pecel saja, namun juga makanan yang lain seperti nasi lodo,soto, dll. Kekhasan nasi pecel Tulungagung terasa pada sambal yang di sajikan. Nasi pecel Tulungagung mempunyai rasa sambal kacang yang pedas,di padu dengan tempe dan peyek kacang. Warung nasi pecel di Tulunagung yang terkenal adalah warung sekawan. yang terletak di jalan Dr. Soetomo,sebelah utara perempatan geleduk timur jalan. Warung sekawan ini bukanya tidak di pagi hari, namun di malam hari. Warung pecel sekawan ini tak pernah sepi dari pembeli. Mulai jam setengah 6 buka warung ini langsung di serbu pembeli. Biasanya warung"Sekawan" tutup jam 10 malam.

Selain di malam hari ada juga warung nasi pecel yang buka di waktu dini hari. Bukanya sekitar pukul 12.00 malam, biasanya pembelinya adalah para anak muda yang suka begadang. Warung pecel yang buka di malam hari ini tak begitu banyak, hanya segelintir saja dan yang sangat terkenal dikalangan anak muda Tulungagung adalah warung pecel "Kitun".warung pecel "Kitun" dapat ditemukan di desa Jepun. Warung pecel ini letaknya masuk gang, jadi tak banyak orang yang mengetahuinya. Walaupun masuk gang pelanggan warung pecel ini sangat banyak dan bahkan bisa antri lama untuk mendapatkan se pincuk nasi pecel. Harga yang ditawarkan tidak begitu mahal, jadi dangat pas bagi para pemuda yang sering kehabisan uang. Biasanya harga yang ditawarkan untuk se pincuk nasi pecel adalah dua ribu, ini sangat pas untuk kantong anak muda. Jika anda berminat dan ingin mencoba kekhasan nasi pecel Tulungagung, tak perlu mengeluarkan uang besar untuk menikmati se pincuk nasi pecel Tulungagung.

Rabu, 31 Maret 2010

SUNGAI SONG

Sungai Brantas merupakan sungai yang cukup besar dan panjang di Jawa Timur. Sungai ini membentang dan melewati berbagai kabupaten di Jawa Timur, dan salah satunya kota Tulungagung. Tulungagung adalah kabupaten yang terletak di selatan dan berhadapan langsung dengan Samudra Hindia atau yang biasa orang Jawa sebut pantai selatan. Di tulungagung sendiri terdapat beberapa sungai yang bermuara di pantai selatan. Salah satunya adalah sungai Song. Sungai Song adalah anak cabang dari sungai Brantas yang melewati Tulungagung. Sungai Song sendiri bermuara di pantai selatan yang jaraknya dengan kota adalah sekitar 40 km. Dulunya sungai song sangat bersih dan airnya jernih. Oleh karena itu banyak digunakan oleh anank-anak untuk bermain-main. Karena airnya tidak terlalu dalam dan arusnya tidak deras sehingga sungai ini di gemari anak-anak sebab mereka tidak takut akan bahayanya yang akan di timbulkan.
Sekitar tahun 1997 sungai ini berubah total. Dulu warna airnya yang jernih dan tidak terlalu dalam kini menjadi keruh dan debit airnya meningkat. Banyak orang tua yang melarang anaknya untuk bermain di sungai song. Para orang tua takut jika anaknya bermain di sungai dapat tenggelam di telan oleh arus sungai yang cukup deras. Setelah di adakan proyek untuk pelebaran dan pendalam sungai, membuat sungai Song menjadi sangat berbahaya bagi warga sekitar yang tinggal di sepanjang sungai. Dari tahun ke tahun sungai Song tidak bertambah baik dan bersih, malah bertambah kotor dan di penuhi oleh banyak sampah. Sampah di sepanjang bibir sungai song ini adalah sampah yang di buang oleh masyarakat sekitar sungai. Kegiatan membuang sampah di bibir sungai adalah hal yang wajar bagi masyarakat kita. Tidak hanya di sungai saja, di got-got, jalan, tempat-tempat umum merupakan tempat yang cocok untuk membuang sampah bagi kebanyakan masyarakat kita. Mereka mungkin tak sadar apa yang akan di timbulkan dari semua itu. Selain sampah hal yang paling utama yang merubah wajah Sungai Song adalah limbah pabrik. Entah dari mana limbah itu berasal, yang pasti pencemaran yang terjadi di sungai song adalah hasil dari limbah pabrik. Hal ini dapat di diteksi dengan banyaknya cacing sutra yang ada di sungai song. Cacing sutra atau yang dalam bahasa latin di sebut Tubifex sp, adalah indikator untuk perairan yang tercemar oleh limbah anorganik.
Sungai song yang tercemar ini di satu sisi sangat merugikan masyarakat, namun di sisi lain hal ini sangat membantu nayarakat. Dengan tercemarnya Sungai Song yang telah menghasilkan banyak cacing sutra adalah berkah tersendiri bagi masyarakat. Cacing sutra yang merupakan makanan ikan hias sangat di cari oleh para pecinta ikan. Hal inilah yang membuat masyarakat memiliki ide untuk meng eksploitasi cacing sutra yang terdapat di sungai song. Terlepas dari itu semua pencemaran ini banyak merugikan bagi manusia, lingkungan, maupun biota yang terdapat di dalamnya. Ikan-ikan yang dulunya banyak di temukan di sungai song ini sekarang nampaknya tak terlihat lagi. Banyak ikan-ikn tertentu yang kini sudah mulai jarang ditemukan atau bahkn sudah punah dikarenakan tercemarnya air tempat mereka hidup. Seperti ikan wader, udang, betek, sepat, atau yang lain kini sudah mulai jarang di temukan di sungai song ini.
Dari berbagai fenomena itu kayaknya pemerintah tidak begitu tergugah untuk mengembalikan fungsi sungai Song sebagaimana mestinya. Pemerintah tak banyak berbuat untuk kebaikan sungai song dan kehidupan masyarakat sepanjang sungai itu. Namun tak pantas kalau hanya menyalahkan pemerintajh saja. Peran serta masyarakat;lah yang sangat penting untuk perubahan sungai Song menjadi lebih baik. Dengan mengubah pola hidup dan pola fikir masyarakat adalah jalan terbaik. Pandangan Masyarakat yang menganggap bahwa sungai adalah tempat samapah harus di ubah. Seharusnya kesinambungan kerjasama antara birokrasi dengan masyarakat sekitar harus di tumbuhkan. Hal ini selain untuk menyelamatkan kehidupan biota yang terdapat disungai Song juga untuk kehidupan manusia yang lebih baik, dan sehat. Kerjasama ini mungkin dengan memberikan himbauan kepada masyarakat di sepanjang sungai Song untuk tidak membuang sampah di bantaran sungai. Pemerintah juga harus memberikan penyuluhan bagi masyarakat tentang bahaya yang akan ditimbulkan dari kebiasaan masyarakat itu. Tak pantas kalau hanya menghimbau masyarakat saja, alangkah baiknya para pemilik pabrik yang membuang limbah di sungai Song juga harus di berikn teguran. Mungkin jika para pemilik pabrik tak mengindahkan himbauan dari pemerintah, alangkah baiknya di berikan sanksi yang tegas agar mereka kapok.
(Robin) Menjadikan Tulungagung lebih baik

Minggu, 13 Desember 2009

PANTAI TULUNGAGUNG


PANTAI COROPANTAI CORO

PANTAI CORO
Seluruh Masyarakat Tulungagung tentu sudah banyak yang mengenal tentang Pantai Popoh, dimana dalam pantai ini disamping udaranya sejuk juga banyak ditumbuhi pohon – pohon besar. Pantai yang berbentuk teluk ini bila di musim liburan tiba selalu banyak dukunjungi para wisatawan baik lokal maupun dari luar daerah. Disamping timur Pantai Popoh masih ada sebuah pantai yang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan, biarpun sebagian masyarakat belum begitu mengenalnya. Adapun pantai yang dimaksud yaitu Pantai Coro. Apa yang menarik pantai ini ? Di pantai yang memiliki panjang sekitar 400 meter, pasirnya berwarna putih dan tidak kalah dengan pantai lain yang ada di Jawa Timur dan pasirnya lembut dan bersih. Selain itu daya tarik lain pada pantai yang berjarak sekitar 1,5 Km dari padepokan Retjo sewu menuju ke timur ini keberadaannya masih alami dan belum banyak tergarap serta ombak pantai juga tidak terlalu besar. Lebih dari itu air laut pantai sangat jernih sehingga permukaan dasar laut bisa dilihat dengan mata telanjang, seperti semua karang dan tumbuhan laut


PANTAI POPOH
Di Pantai Indah Popoh dilengkapi dengan sarana penginapan, pasar ikan, wisata bahari dan beberapa tempat yang asyik untuk memancing. Setiap bulan Suro(Muharam) diselenggarakan Upacara "Labuh Semboyo". Masih dikawasan Pantai Popoh dapat menikmati obyek wisata " Reco sewu" dan laut bebas. Di sepanjang perjalanan menuju Popoh(Boyolangu, Campurdarat, Besuki) terdapat kerajinan batu onix sebagai souvenir khas Tulungagung. Kita dapat menggunakan motor boat untuk menelusuri pantai sidem, Klatak, Gemah dan Bayeman.


PANTAI KLATHAK
Di Kabupaten Tulungagung terdapat beberapa pantai yang lain diantaranya : Pantai Molang, Pantai Dlodo, Pantai Brumbun, Pantai Gerangan yang semuanya di kawasan Samudra Hindia. Disini pantainya masih asli. Pemandangannya masih murni dan begitu indah.








PANTAI SINE
Tidak jauh dari Pantai Popoh, terdapat obyek yang siap menanti para wisatawa, yaitu Pantai Sine. Bagi wisatawan yang gemar berjemur di pasir tidak usah jauh-jauh ke Bali, datang saja ke hamparan pasir di Pantai Sine Tulungagung. Pada cuaca yang cerah dari pantai ini kita dapat menyaksikan matahari terbit secara langsung. Disepanjang pantai selatan yang masuk wilayah Tulungagung, masih terdapat beberapa pantai yang layak untuk dinikmati wisatawan, seperti Pantai Molang, Pantai Dlodo, Pantai Brumbun, dan Pantai Gerangan.


PANTAI SIDEM
Di perkampungan nelayan ini wisatawan dapat menemukan industri rumah tangga dengan produk yang dihasilkan seperti berbagai ikan asin dan terasi vang telah dikemas rapi, serta siap untuk dibawa pulang sebagai buah tangan. Dari kampung nelayan di Pantai Sidem ini pula, dapat dinikmati PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang diresmikan oleh Bapak Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1994, dengan kemampuan sekitar 30 Mega Watt. Kedua lokasi wisata pantai ini dapat dicapai melalui jalan darat vang telah beraspal dengan baik dan hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 30 menit dari Kabupaten Tulungagung maupun Trenggalck clan + 60 menit dari Blitar atau Kediri. Apabila tidak membawa kendaraan pribadi, kendaraan umum tersedia dari Sub Terminal Bus Kota Tulungagung.

Seluruh Masyarakat Tulungagung tentu sudah banyak yang mengenal tentang Pantai Popoh, dimana dalam pantai ini disamping udaranya sejuk juga banyak ditumbuhi pohon – pohon besar. Pantai yang berbentuk teluk ini bila di musim liburan tiba selalu banyak dukunjungi para wisatawan baik lokal maupun dari luar daerah. Disamping timur Pantai Popoh masih ada sebuah pantai yang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan, biarpun sebagian masyarakat belum begitu mengenalnya. Adapun pantai yang dimaksud yaitu Pantai Coro. Apa yang menarik pantai ini ? Di pantai yang memiliki panjang sekitar 400 meter, pasirnya berwarna putih dan tidak kalah dengan pantai lain yang ada di Jawa Timur dan pasirnya lembut dan bersih. Selain itu daya tarik lain pada pantai yang berjarak sekitar 1,5 Km dari padepokan Retjo sewu menuju ke timur ini keberadaannya masih alami dan belum banyak tergarap serta ombak pantai juga tidak terlalu besar. Lebih dari itu air laut pantai sangat jernih sehingga permukaan dasar laut bisa dilihat dengan mata telanjang, seperti semua karang dan tumbuhan laut


PANTAI POPOH
Di Pantai Indah Popoh dilengkapi dengan sarana penginapan, pasar ikan, wisata bahari dan beberapa tempat yang asyik untuk memancing. Setiap bulan Suro(Muharam) diselenggarakan Upacara "Labuh Semboyo". Masih dikawasan Pantai Popoh dapat menikmati obyek wisata " Reco sewu" dan laut bebas. Di sepanjang perjalanan menuju Popoh(Boyolangu, Campurdarat, Besuki) terdapat kerajinan batu onix sebagai souvenir khas Tulungagung. Kita dapat menggunakan motor boat untuk menelusuri pantai sidem, Klatak, Gemah dan Bayeman.


PANTAI KLATHAK
Di Kabupaten Tulungagung terdapat beberapa pantai yang lain diantaranya : Pantai Molang, Pantai Dlodo, Pantai Brumbun, Pantai Gerangan yang semuanya di kawasan Samudra Hindia. Disini pantainya masih asli. Pemandangannya masih murni dan begitu indah.








PANTAI SINE
Tidak jauh dari Pantai Popoh, terdapat obyek yang siap menanti para wisatawa, yaitu Pantai Sine. Bagi wisatawan yang gemar berjemur di pasir tidak usah jauh-jauh ke Bali, datang saja ke hamparan pasir di Pantai Sine Tulungagung. Pada cuaca yang cerah dari pantai ini kita dapat menyaksikan matahari terbit secara langsung. Disepanjang pantai selatan yang masuk wilayah Tulungagung, masih terdapat beberapa pantai yang layak untuk dinikmati wisatawan, seperti Pantai Molang, Pantai Dlodo, Pantai Brumbun, dan Pantai Gerangan.


PANTAI SIDEM
Di perkampungan nelayan ini wisatawan dapat menemukan industri rumah tangga dengan produk yang dihasilkan seperti berbagai ikan asin dan terasi vang telah dikemas rapi, serta siap untuk dibawa pulang sebagai buah tangan. Dari kampung nelayan di Pantai Sidem ini pula, dapat dinikmati PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang diresmikan oleh Bapak Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1994, dengan kemampuan sekitar 30 Mega Watt. Kedua lokasi wisata pantai ini dapat dicapai melalui jalan darat vang telah beraspal dengan baik dan hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 30 menit dari Kabupaten Tulungagung maupun Trenggalck clan + 60 menit dari Blitar atau Kediri. Apabila tidak membawa kendaraan pribadi, kendaraan umum tersedia dari Sub Terminal Bus Kota Tulungagung.

BELIMBING TULUNGAGUNG

Tulungagung, kabupaten yang terletak di selatan pulau jawa ini banyak mengandung potensi alam, membuat kota yang berhadapan dengan samudra hindia ini selalu memberikan berbagai keunikan. Salah satu kekayaan alam yang mulai berkembang di Tulungagung adalah budidaya buah belimbing. Awalnya belimbing di Tulungagung di budidayakan oleh orang-orang didesa cluwok, Bono, kec Boyolangu. Namun kini telah merembet kedesa sekitarnya.Didesa waung contohnya sekarang banyak di jumpai tanaman belimbing di sekitar rumah penduduk Ke khas an buah belimbing Tulungagung adalah Rasa yang manis dan buahnya yang tidak mudah rusak ataupun busuk. Buah belimbing khas Tulungagung ini mulai di minati oleh berbagai kalangan. Belimbing khas Tulungagung ini mulai menyebar di berbagai daerah. Dari kota di sekitar Tulungagung sampai luar propinsi Jawa Timur. Bahkan sudah mencapai kota metropolitan(Jakarta). Bali pun tak luput dari pemasaran buah belimbing Tulungagung.. Masyarakat Tulungagung yang mayoritas sebagai petani tak sulit membudidayakan buah belimbing, karena cukup mudah. Ada berbagai jenis buah belimbing yang dibudidayakan di Tulungagung, seperti belimbing local,philipin, sampai yang kini lagi tenar belimbing Bangkok merah. Kini banyak masyarakat di Tulungagung membudidayakan belimbing Bangkok merah, yang man buahnya besar dan berwarna kemerahan. Ini cukup menarik minat pecinta buah., karma warnanya ynag kemerahan.
Kini petani dihadapkan pada berbagai kesulitan, di antaranya sulitnya mendapatkan pupuk, modal untuk pengembangan buah belimbing sampai harga yang tak menentu. Petani belimbing di Tulungagung hanya berharap ketika panen tiba belimbing harganya tak lagi turun. Biasanya harga belimbing dari petani empat ribu rupiah per kilonya,tapi ketika panen turun sampai tiga ribu.Ini membuat para petani belimbing di Tulungagung kadang gelisah. Sebenarnya pemerintahpun sudah tanggap. Pihak pemerintah Tulungagung sudah pernah membantu memberikan alat untuk pengolahan buah beliimbing menjadi keripik. Namun itu tak begitu berhasil, karma sulitnya pemasaran keripik belimbing. Kini di butuhkan sebuah kesabaran untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan para petani belimbing Tulungagung. Saya sendiri salah satu masyarakat Tulungagung ikut prihatin akan nasib masa depan petani belimbing. Kini kami dan para petani berusaha untuk memajukan dan memasyarakatkan buah belimbing ini. Berbagai cara sudah di tempuh, mulai memperkenalkan ke kota-kota lain sampai mencoba mengembangkan buah belimbing olahan untuk camilan.Kami sangat mengharapakan peran sserta dan bantuan masyarakat Indonesia untuk memperkenalakan dan mengembangkan belimbing Tulungagung.

KOPI TULUNGAGUNG


KOPI TULUNGAGUNG

Tulungagung, kota yang kaya akan sumber daya alam dan ke unikan masyarakatnya. Tulungagung yang kaya akan keunikan ini  mempunyai suatu tradisi  yang tidak di miliki oleh kota lain atau bahkan oleh Negara lain, yaitu seni  "nyethe". Semua anak muda Tulungagung pasti mengenal apa yang dinamakan ”nyethe”. "Nyethe" adalah melukis di atas batang rokok. Bahan dan alat yang di gunakan untuk melukis cukup sederhana. Bermodalkan batang korek api dan secangkir kopi akan di dapatkan lukisan yang beraneka ragam, unik, dan menarik. Sebenarnya tujuan lain dari "nyethe" itu sendiri adalah agar rokok yang telah di poles kopi rasanya akan lebih mantap. Tak sembarang kopi dapat digunakan untuk "nyethe", hanya kopi-kopi tertentu yang dapat digunakan. Biasanya kopi yang di gunakan bukan berasal dari pabrik, melainkan buatan sendiri. Kopi yang berasal dari pabrik biasanya jika di sedu kurang kental, sehingga tidak di dapatkan "ampas" (jw=lendet). Kopi yang di gunakan untuk "nyethe" haruslah mempunyai kekentalan yang lebih, dan biji kopi harus di tumbuk sampai harus agar dapat di poleskan ke batang rokok. Pertama kali yang harus di lakukan dalam membuat "cethe" adalah kopi di tuang ke lepek. Setelah beberapa menit kopi yang di tuang tadi di masukkan ke dalam cangkir dan di sisakan ampasnya di lepek tadi. Maka ampas itulah yang akan di gunakan utuk melukis di atas sebatang rokok.Kegiatan "nyethe" biasanya di lakukan di warung-warung kopi. Di Tulungagung sendiri sudah banyak tersebar warung kopi yang menyediakan kopi khusus untuk "nyethe",  Jumlahnya bahkan sampai puluhan. Basis warung kopi  Tulungagung terletak di kecamatan Kalangberet. Biasanya anak muda Tulungagung nongkrong di warung kopi sambil nyethe.Tempat warung kopi di Tulungagung yang sangat terkenal adalah warung kopi "Mak Tin". Warung kopi ini sudah lama berdiri, sejak tahun '90 an sudah melayani anak muda di Tulungagung.Warung kopi "Mak Tin" terletak di desa bolorejo kecamatan kalangberet, sekita 5 kilometer dari pusat kota. Di dirikan oleh seorang perempuan yang bernama Tin.warung kopi "Mak Tin" setiap harinya tak pernah sepi dari pengunjung.Mulai di buka pagi pukul 6 sampai malam pukul 23.00 wib.Kegiatan nyethe di warung kopi ini bagi anak muda Tulungagung hanyalah sebagai  sarana refreshing, di tengah kegiatan sehari-hari.Jika anda perokok berat munkin akan penasaran dengan kegiatan nyethe. Karena rokok yang telah di poles dengan kopi rasanya akan berbeda dengan yang tidak di poles. Jika anda sedang jalan-jalan ke Tulungagung sempatkanlah untuk mencicipi kopi khas Tulungagung dan seni men "cethe". 
Selain di warung kopi "Mak Tin" banyak juga tempat yang selalu menyuguhkan kopi cethe kha Tulunagung.Di antaranya adalah warung kopi"Waris", warung kopi "Pak Yani", dll. Harga dari secangkir kopi ini tak mahal, tidak akan menguras gocek anda. Cukup Rp1500 sudah dapat menikmati kopi khas Tulungagung beserta keunikan "nyethe".